Fire
sale hanya membutuhkan 3 titik inti untuk dilumpuhkan pada suatu Negara
sehingga Negara tersebut mengalami bencana kekacauan sistematis
(systematic chaos). Kita pernah mengalami systematic chaos pada awal
millennium tahun 2000 lalu, yang kita kenal dengan istilah Y2K. Fire
sale sangat berbeda dengan Y2K, karena peristiwa Y2K adalah murni alami,
bukan sebuah perencanaan. Sedangkan fire sale jelas sebuah rencana
besar untuk membagun ulang sebuah system yang akan dikuasai sepenuhnya
oleh pelakunya. Kembali ke 3 titik inti yang akan diserang oleh peretas
fire sale, ketiga titik tersebut yaitu: (1) Sektor transportasi yang
mencakup system lampu merah lalu lintas, penunjuk jalan digital, dll,
(2) sector pelayanan public dan keamanan, yang mencakup telekomunikasi,
data sensus, data kemanan, bahkan pengendalian langsung persenjataan
negara, dan (3) Sektor financial Negara, jelas mencakup keuangan Negara
serta inventory financial lain milik Negara.
Dibutuhkan
peretas yang sangat ahli dan berpengalaman dalam melakukan Fire Sale,
karena peretasan system nasional bukan lah hal yang mudah. Akan ada
banyak algoritma yang beraneka ragam dan untuk meng-enkripsi data-data
rahasia Negara. Tentu saja pakar IT pemerintah bukan orang sembarangan
yang hanya bisa mengoperasikan dan menguasai beberapa algoritma “saja”.
Akan tetapi pemerintah juga harus memperhatikan kualitas pekerja
departemen IT Negara-nya, karena faktor perkembangan teknologi yang
terus berkembang pesat maka secara otomatis akan banyak juga celah bagi
peretas-peratas yang sudah mengetahui perkembangan teknologi yang akan
dipakai atau yang akan menjadi “trend”.
Kembali pada ketiga titik inti yang menjadi sasaran fire sale, yaitu:
(1)
Sector Transportasi; jika terserang oleh peretas maka akan ada banyak
kekacauan lalu lintas dimana-mana. Bayangkan saja jika lampu merah Ibu
kota Jakarta kita diretas oleh pihak tidak bertanggung jawab, bayangkan
saja Deadlock pada operasi computer kita tetapi terjadi di tengah
persimpangan jalan raya besar dimana mobil-mobil mati langkah. Mungkin
sebelum terjadi deadlock jalan raya ini, sudah terjadi kecelakaan
sebelumnya? Apapun bisa terjadi.
(3)
Sector financial Negara; menjadi target terakhir Fire Sale. Alasan yang
cukup logis, karena jika kedua langkah di atas berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, maka secara otomatis pemerintah akan mengesampingkan
prioritas keamanan financial Negara. Pada saat itulah si peretas ini
meluncurkan aksinya untuk membobol uang Negara dengan mudah, bahkan
mungkin tanpa di sadari oleh pemerintah atau pihak berwenang di bidang
financial tersebut. Apa yang bisa diharapkan dari Negara yang sudah
porak-poranda dan bangkrut pula?
Akan
tetapi banyak pakar yang menentang teori Fire Sale ini, teori cyber
crime yang penuh kontroversi di kalangan peretas. Banyak yang
berpendapat bahwa kejahatan cyber macam ini tidak mungkin terjadi karena
dibutuhkan computer yang super canggih dan satu “pasukan peretas” yang
ahli dalam bidang pembobolan dan algoritma yang unik dan beragam. Banyak
pula peretas yang mengatakan Fire Sale hanya mitos dan tidak akan
pernah terjadi. Semoga saja pendapat itu benar.
Namun
saya berpendapat bahwa kejahatan cyber Fire Sale mungkin saja terjadi,
kembali lagi ke faktor perkembangan teknologi yang pesat, dan kembali
lagi kepada peretas-peratas yang sangat update dengan teknologi baru.
Alasan-alasan itu yang mendasari pendapat saya pribadi, di tambah 2 sisi
manusia, baik dan jahat. Pada saat ini saja hampir setiap hari kita
mendengar tentang aneka ragam cyber crime yang terjadi, bahkan kita
dapat melihat aksi para peretas yang meretas system keamanan sebuah
apartement, gedung perusahaan, camera CCTV, dll di situs video terbesar.
Bagaimanapun antisipasi dan pencegahan sangat diperlukan untuk keamanan individu, kelompok, dan nasional, sebelum semuanya terlanjur terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar